Kamis, 18 Oktober 2012

Cuaca Ekstrem, Harga Sawi Naik Hingga 70 %


MEDAN – Cuaca ekstrim yang tengah melanda Medan belakangan ini membuat sayur-sayuran khususnya Sawi mengalami kerusakan dan tidak dapat berproduksi dengan baik, akibatnya harga sayur sawi melonjak naik hingga 70% dari harga biasanya.
Pemilik kebun sayur di Taman Citra Medan Marelan, Ali membenarkan bahwa penyebab terjadinya kenaikan harga pada sayur sawi dikarenakan sayur tersebut mengalami kerusakan dan tidak dapat berproduksi dengan baik. “Karena hal itu lah, maka harga sayur sawi mau tidak mau kami naikan,” ucapnya , Jumat (18/5)..
Lanjutnya bahwa hujan lebat dan angin kencang membuat ladangnya banjir dan tanahnya pun mengalami kerusakan, secara otomatis sayur yang baru ditanam tidak dapat berproduksi dengan baik, dan membuat petani rugi. “Dinaikkan harganya itu sebenarnya semata-mata cuma untuk menutupi modal dikarenakan sayur sawi yang masih dikatakan dalam pembibitan dipastikan akan mati,”terangnya.
Ditambahkannya bahwa harga sayur sawi pada saat ini mencapai Rp 8.000/kg dari harga awalnya Rp 2.500/kg. Untuk harga perbalnya mencapai Rp 65.000/bal atau 10 kg dari harga biasanya Rp 10.000 /bal sampai Rp 20.000/balnya.
Ia menambahkan bila sepekan kedepan masih tetap terjadi cuaca ekstrim, dimungkinkan harga sayur Sawi juga akan mengalami kenaikan yang cukup drasitis lagi, dan dikawatirkan peminatnya juga tidak ada. “Dengan harga yang mahal ini orang lebih beralih memilih untuk membeli sayur kangkung akar atau bayam, namun untuk pelanggan tetap alhamdulilah sampai sekarang tetap membeli sayur tersebut,” pungkasnya.
Ditempat terpisah penjual sayur di Pasar Sei Kambing Medan, Jepri mengatakan untuk minggu-minggu ini pembelian sayur Sawi sedikit dibatasi kerena  menurutnya harga sayur Sawi tersebut butuh modal yang cukup tinggi dan ditakutkan pembeli dan peminatnya hanya sedikit.
Kata Jepry, harga sayur Sawi saat ini dijualnya kepada konsumen Rp 8000 perkilogramnya yang sebelumnya hanya Rp 2500 perkilogramnya. “Lebih banyak itu pembelinya para pelanggan tetap saja, itu pun jumlahnya dikurangi biasa beli 5 kg jadi 2 kg, makanya kami juga beli dari petani itu gak banyak-banyak, takut gak habis,” ucapnya. (Puput Julianti Damanik)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar